Siapa yang tak pernah mengalami patah hati?
Coba tanyakan pada setiap orang yang pernah jatuh cinta. Pasti mereka menjawab, "Ya. Aku pernah patah hati."
Tidak semua orang bisa mengekspresikan rasa sakit yang dideritanya karena tidak semua orang bisa berbagi tentang rasa sakitnya. Jatuh cinta atau patah hati adalah buah dari romatika kehidupan manusia. Jika masih memiliki hati, setiap orang pasti merasakan apa yang dinanamakan cinta dan rasa sakitnya.
Jika kita sedikit lebih peka dan ingin berbagi empati dengan orang lain, tidak ada salahnya mengekspresikan rasa sakit kita lewat sebuah tulisan. Tulisan itu bisa berupa buku diary, cerpen, atau menulis puisi.
Ketika menulis tentang rasa sakit kita, menurut para psikolog, hal ini akan membantu mempercepat penyembuhan dari rasa sakit yang berkepanjangan. Kenapa?
Karena dalam setiap kata yang tuliskan ada emosi yang kita ekspresikan. Banyak orang yang mengekspresikan rasa sakitnya pada hal-hal negatif, seperti mabuk-mabukan atau marah-marah pada orang lain.
Hal ini tentu mempunyai efek jelek pada orang lain atau lingkungan sosial tempat kita tinggal. Namun, lain halnya ketika kita mengekspresikan rasa sakit lewat sebuah puisi.
Puisi ibaratnya lebih dari seorang sahabat yang sangat mengerti kita. Kadang, ketika curhat pada sahabat, kita hanya butuh didengarkan bukan untuk dikomentari. Sebaliknya, sahabat kita selalu memberi solusi agar kita menjadi lebih baik lagi.
Solusi tersebut kadang bertentangan dengan ideologi kita, kadang melaksanankannya, atau kadang tidak sama sekali. Sesungguhnya, diri kita hanya bisa diperbaiki dari dalam hati kita.
Dengan menulis puisi, kita sudah mengutarakan apa yang kita rasakan lewat
Tiada ulasan:
Catat Ulasan